Naladwipa
Beranda Berau Sedimentasi Lumpur Jadi Penyebab Banjir, Bupati Berau Minta Jumat Bersih Kembali Digalakkan

Sedimentasi Lumpur Jadi Penyebab Banjir, Bupati Berau Minta Jumat Bersih Kembali Digalakkan

BERAU- Genangan air yang kerap kali muncul di beberapa wilayah perkotaan Tanjung Redeb dan sekitarnya pasca hujan deras, disebut-sebut terjadi akibat adanya endapan lumpur yang menumpuk di saluran drainase perkotaan. Kondisi ini diperburuk oleh curah hujan tinggi yang menghambat aliran air menuju sungai.

Bupati Berau, Sri Juniarsih, mengungkapkan bahwa meskipun hujan lebat menjadi faktor utama banjir, masalah drainase yang tersumbat oleh lumpur dan sampah turut memperburuk situasi. Ia meminta Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) serta Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) untuk segera membersihkan saluran drainase yang terendam lumpur.

Sri Juniarsih juga mengimbau seluruh kelurahan di Kecamatan Tanjung Redeb untuk memastikan tidak ada saluran drainase yang tersumbat sampah atau rumput liar. Ia menekankan pentingnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Sebagai solusi jangka panjang, ia meminta program Jumat Bersih kembali diaktifkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan. DLHK juga diminta untuk mengedukasi masyarakat tentang pengelolaan sampah dengan memanfaatkan sampah organik sebagai pupuk dan menyalurkan sampah plastik ke bank sampah.

Kepala Bidang Sumber Daya Air DPUPR Berau, Hendra Pranata, menjelaskan bahwa endapan lumpur terjadi di beberapa titik, termasuk kawasan Jalan Gunung Panjang, salah satu faktor penyebabnya adalah sedimentasi. Berkaitan dengan hal itu, ia memastikan bahwa DPUPR akan melakukan normalisasi drainase secara manual di semua titik yang terendam lumpur sebelum menggunakan mesin penyedot untuk membersihkannya.

“Kita tangani dengan mesin penyedot lumpur. Tapi di bawah terdapat batu kerikil yang cukup cadas. Jadi kalau diangkat begitu saja, mesinnya bisa rusak. Makanya kita akan mengusulkan dulu dalam rencana kerja (Renja) untuk melakukan normalisasi drainase secara manual terlebih dahulu di semua titik yang mengalami endapan. Jika endapan kembali terjadi setelah normalisasi, barulah mesin penyedot digunakan,” tutupnya. (ndp)

Editor: Marta

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan