Pembatasan Meja dan Kursi di Tepian Ahmad Yani Dinilai Tak Masuk Akal

BERAU- Sejumlah pedagang di kawasan Tepian Ahmad Yani, Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, menyatakan penolakan terhadap rencana pembatasan jumlah kursi dan meja yang diberlakukan oleh pemerintah daerah. Mereka menilai kebijakan tersebut akan berdampak buruk bagi usaha mereka.
Dalam sebuah perbincangan dengan pedagang, salah satu pedagang yang tidak ingin identitasnya diketahui, mengungkapkan bahwa hampir semua pedagang di sepanjang tepian menolak jika kebijakan ini benar-benar diberlakukan.
“Dari ujung ke ujung, semuanya menolak. Seratus persen saya yakin menolak,” ujarnya saat diwawancarai pada Minggu (16/2/2025).
Para pedagang juga mempertanyakan alasan pembatasan tersebut. Mereka menilai bahwa kebijakan ini tidak berpihak kepada mereka yang menggantungkan hidup dari berjualan di lokasi tersebut selama bertahun-tahun.
“Jangankan tiga meja, sepuluh meja saja kalau kami pasang tidak ada orang. Apalagi kalau cuma tiga?” keluhnya.
Selain itu, mereka menyoroti potensi dampak kebijakan ini terhadap kenyamanan pelanggan. Jika kursi dan meja dibatasi, pembeli bisa saja terpaksa duduk di lantai, yang dinilai akan menimbulkan kesan kumuh. “Kalau duduk di bawah, malah nanti dibilang kumuh lagi,” ujar seorang pedagang.
Sejauh ini, belum ada komunikasi langsung antara pedagang dengan Pemkab Berau terkait penolakan ini. Namun, beberapa pedagang berencana untuk menyampaikan keluhan mereka langsung kepada pemerintah daerah. “Besok kalau saya ketemu Bupati, di mana pun itu, saya akan protes,” ucapnya.
Pedagang juga mengkritisi upaya pemerintah dalam menata kawasan Tepian Ahmad Yani. Menurut mereka, jika ingin memperindah kota, pemerintah seharusnya fokus pada permasalahan lain seperti kebersihan di wilayah sekitar, bukan membatasi jumlah kursi dan meja mereka.
“Kalau mau menata keindahan, kenapa hanya meja yang ditata? Masih banyak yang bisa ditata,” tambahnya.
Meski demikian, sebagian pedagang menyatakan kesediaannya jika pemerintah ingin menyeragamkan kursi dan meja, asalkan jumlahnya tetap mencukupi.
“Kalau mau diseragamkan, ya tidak apa-apa, tapi jangan sampai terbatas,” kata salah seorang pedagang.
Para pedagang menegaskan bahwa jika kebijakan pembatasan tetap diterapkan tanpa ada solusi yang adil, mereka akan melakukan aksi protes secara langsung kepada Bupati Berau.
“Kalau kebijakan itu benar-benar diberlakukan, bisa saja kami melakukan aksi demo ke Bupati,” ucapnya.
Hingga saat ini, kebijakan pembatasan kursi dan meja di Tepian Ahmad Yani masih belum diberlakukan secara resmi, tetapi isu tersebut sudah beredar di kalangan pedagang. Mereka berharap pemerintah daerah bisa lebih mendengar aspirasi pedagang sebelum mengambil keputusan yang bisa merugikan usaha kecil mereka. (*)
Reporter: Marta